Thursday, November 10, 2016

Fantastis ..?? Rp100M untuk Petungkriyono

http://pgripetung.blogspot.co.id/CURUG BAJING – Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi (kanan), bersama Wakil Bupati Arini Harimurti (kiri) dan Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan, Hindun saat mengunjungi Curug Bajing. Curug Bajing merupakan salah satu objek wisata di Petungkriyono yang menampilkan keindahan air terjun besar dengan bebatuan bertingkat.

*Bakal Dipromosikan ke Dunia

KAJEN – Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi berencana menduniakan Petungkriyono melalui pertemuan pada forum duta besar dunia di Jakarta yang akan digelar pada akhir September ini. Hal ini dilakukan setelah adanya nota kesepakatan atau MoU Petungkriyono Cultural – Techno Forestry Park, dengan Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur dan Yayasan Kehutanan Indonesia.

“Kawasan Petungkriyono merupakan salah satu kecamatan di daerah atas Kabupaten Pekalongan yang akan kami usung dalam promosi tingkat dunia. Masyarakat juga telah mem-branding daerah itu sebagai negeri di atas awan. Branding itu muncul setelah pelaku ekspedisi alam menjelajah daerah Petung dan menemukan fakta mencengangkan dan menjadi trading topic di firal media sosial serta pemberitaan online tentang pariwisata,” terang Asip.

Nyali besar untuk mempromosikan Pentungkriyono ke kancah internasional ini dilakukannya bukan tanpa alasan. Berbagai potensi yang ditemukan di Kecamatan Petungkriyono itu menjadi sebuah dasar keberanian dan target menduniakan petung dengan branding negeri di atas awan tersebut. “Saya akan mempromosikan Petung pada forum duta besar dunia akhir bulan ini. Saya optimis, fakta unik dari Kecamatan Petungkriyono ini mampu menjadi daya tarik bagi dunia,” tegasnya.

Terkait MoU Petungkriyono Cultural – Techno Forestry Park, merupakan salah satu upaya Pemkab untuk berikhtiar inisiatif progressif bagi Indonesia dan dunia dalam rangka membangun dengan konsep keseimbangan keanekaragaman hayati atau biodiversity Petungkriyono. Tidak hanya berkaitan sumber daya dan kekayaan alam saja, namun juga warisan bagi anak-cucu di masa yang akan datang.

Melalui MoU itu juga telah menarik perhatian Dirjen Planologi dan Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan San Afri Awang, komisi II DPR RI Budiman Sudjatmiko, Direktur Rencana, Penggunaan dan Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan Kustanta Budi Prihatna.

Karena fakta unik yang ditemukan para pelaku ekspedisi alam tersebut menunjukkan pesona alam unik dari Petung. Diantaranya yakni ketika mencapai ketinggian petung, memunculkan nuansa pesona alam seperti sedang berada di atas awan. Hutan belantaran di Petung berdasarkan hasil penelitian dari tim ahli, merupakan hutan penghasil O2 yang melimpah. Hutan ini juga satu-satunya hutan rimba paru-paru pulau Jawa yang tersisa di Indonesia.

“Fakta lain yang muncul adalah, Petung merupakan sumber mata air paling jernih, serta memiliki banyak air terjun dan kedung-kedung dengan air jernih yang sangat alami serta memiliki aliran sungai jernih seperti black canyon,” tandasnya.

Karena itu Pemkab dan pihak perguruan tinggi nasional di Indonesia menjadikan Petung sebagai laboratorium alam pusat penelitian dan pengkajian flora dan fauna, serta keberadaannya akan sangat dijaga dan dilindungi untuk membuat hutan belantara Petung semakin lebat serta hijau. “Petung akan menjadi hutan yang akan dilindungi karena merupakan salah satu hutan belantara yang masih tersisa di Indonesia serta merupakan paru-paru pulau Jawa. Selain keindahan alam, flora dan faunanya juga masih sangat langka,” ungkap bupati.

Spesies langka yang masih sering ditemui di Petung diantaranya adalah owa Jawa, elang Jawa, macan kumbang, macan tutul, macan loren dan ular-ular berukuran besar. “Semua itu akan dilindungi demi keharmonisan alam sekarang ini,” terang Asip

Keberanian kepala daerah Kabupaten Pekalongan dalam mengusung Petung ke ranah dunia ini, tampaknya juga bukan main-main. Tahun 2017 mendatang, akan disiapkan anggaran sebesar Rp 100 miliar untuk perbaikan infrastruktur di Petung guna mendukung kedatangan para peneliti dan wisata baik dalam maupun luar negeri. (yan) Penulis & sumber : Muhammad Had  iyan | Radar Pekalongan

No comments:

Post a Comment