Thursday, October 8, 2015

Pendidikan untuk Jawab Kebutuhan Masa Depan yang Lebih Baik

http://cdn.img.print.kompas.com/getattachment/4669f247-0cf2-434a-8cc5-8ddc50afa812/173783

"Pendidikan merupakan fondasi kemajuan bangsa untuk meningkatkan produktivitas dan menanamkan nilai-nilai. Hasil pendidikan tidak seketika bisa kita lihat, tetapi dalam 10 tahun ke depan. Karena itu, kita harus pastikan pendidikan berjalan dengan baik dan bermutu," kata Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dalam pembukaan Rembuk Nasional (Rembuknas) Pendidikan dan Kebudayaan di Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Senin (30/3).
Tema Rembuknas yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2015 ini adalah "Memperkuat Pelaku dan Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan Berkarakter Dilandasi Semangat Gotong Royong". Acara itu dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Rembuknas Pendidikan dan Kebudayaan diikuti 916 peserta, antara lain pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kepala dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota, Komisi X DPR, serta pemangku kepentingan pendidikan lain.

Menurut Jusuf Kalla, ada tiga hal pokok dalam pendidikan, yakni sarana dan prasarana pendidikan, guru, serta sistem. Sayangnya, saat ini pendidikan dititikberatkan pada pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, semisal pembangunan gedung sekolah.


"Jadi, tidak bisa dibedakan laporan Kementerian Pekerjaan Umum atau Kemendikbud, karena laporan pendidikan banyak ke infrastruktur," ujar Jusuf Kalla.

Dalam kesempatan tersebut, Wapres kembali menekankan pentingnya peran guru. Mutu guru harus dikedepankan. Guru harus jadi profesi yang penuh pengabdian, bukan sebagai tempat sandaran hidup.

Disiplin dan kerja keras

Menurut Wapres, pendidikan mesti mengajarkan siswa disiplin dan bekerja keras untuk kemajuan bangsa. Salah satunya dengan tetap menggelar ujian nasional dan menjalankan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pada masa depan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, dalam acara yang sama, mengatakan, pendidikan yang diarahkan untuk menghadapi masa depan harus mampu membekali siswa dengan kemampuan-kemampuan yang sesuai dengan zaman. Untuk itu, strategi pendidikan nasional tidak lagi meniru negara-negara lain, tetapi membangun konsep yang sesuai dengan keindonesiaan.

"Kita harus memperkuat perilaku para aktor atau pelaku pendidikan, mulai dari guru, kepala sekolah, pengawas, siswa, hingga orangtua. Selama ini, pelaku pendidikan justru terabaikan dalam pembangunan pendidikan," kata Anies.

Rembuknas Pendidikan dan Kebudayaan yang berlangsung hingga Selasa besok juga mengagendakan sidang komisi yang mengundang masukan sejumlah pihak untuk memperkuat kemajuan pendidikan nasional. Ada tujuh komisi yang dibahas, yakni kebijakan pendidikan anak usia dini; program Indonesia Pintar melalui Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun; penguatan kompetensi dan kesejahteraan guru, kurikulum, buku, ujian nasional 2015; kebijakan pengembangan, pembinaan, dan perlindungan bahasa; kebijakan pelestarian kebudayaan, serta penguatan tata kelola; peningkatan efektivitas birokrasi; serta pelibatan publik.

No comments:

Post a Comment