Semarang, Kominfo PGRI Jateng. Seandainya semua guru mau menulis praktik-praktik baiknya dalam mengajar, tulisannya akan dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru berikutnya. Ungkapan tersebut disampaikan Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah, Dr Muhdi, di sela-sela acara ‘Pengukuhan Pengurus Forum Pena Guru Literasi Masa Bakti XXII PGRI Provinsi Jawa Tengah’, di SMA Taruna Nusantara Magelang, Sabtu 22 Oktober 2022.
Dr Muhdi mengatakan, PGRI memberikan apresiasi lebih pada guru-guru penulis, termasuk guru-guru yang tergabung dalam Forum Pena Guru Literasi. Pasalnya, tidak banyak guru yang memiliki keahlian dalam menulis.
“Kalau soal berbicara, pasti ahli, kompeten lah, tapi kalau soal menulis, tidak banyak, tidak semua guru dapat menulis. Kami berikan apresiasi lebih bagi guru-guru yang bisa menulis. Hanya dengan menulis guru akan dikenang,” tandas Dr Muhdi.
Lebih lanjut Dr Muhdi menuturkan, saat ini bangsa Indonesia tengah mengalami kondisi tak seimbang, di mana kompleksitas sosial bergerak cepat, sedangkan pengalaman kognitif bergerak lambat. Ada ketimpangan nyata antara perkembangan sosial dan kognitif, menjadi ruang kosong, dan ruang kosong itu hanya bisa ditangani oleh para guru.
“Kompleksitas sosial bergerak cepat, sedangkan pengalaman kognitif bergerak lambat. Inilah yang menjadi tantangan kita, di mana ada ruang kosong yang harus diisi kita, dididik oleh guru-guru terbaik kita,” tandas Muhdi.
Lebih lanjut Dr Muhdi menuturkan, bahwa kita harus menyadari bahwa bangsa ini saat ini sedang diberikan anugerah luar biasa yang menjadi tanda-tanda kebesaran Indonesia, yakni adanya bonus demografi. Pada tahun 2045, Indonesia akan memiliki jumlah pemuda terbesar di dunia dan para pemuda itu sedang pada posisi produktif-produktifnya.
“Indonesia diprediksi akan jadi negara terkuat kelima dunia. Apakah itu mungkin, menurut saya mungkin. Karena bonus demografi kita miliki. Masalahnya, bisakah kita mendidik anak-anak kita, terutama mengembangkan potensi yang dimiliki oleh bangsa ini?” urai Dr Muhdi.
Untuk mendidik generasi emas, lanjut Dr Muhdi, para guru jangan sampai terlena, hanya mendidik kecerdasan intelektual tapi lupa pada kecerdasan emosional dan spiritual.
“Kecerdasan emosional dan spiritual ini sangat penting. Dan semua tantangan, bisa tidaknya dilakukan, semua itu berada di tangan guru,” tandas Dr Muhdi.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Taruna Nusantara Magelang, Mayjend Tono Suratman, menyambut gembira keberadaan Forum Pena Guru Literasi. Mayjend Tono meminta guru-guru bisa memasukkan tulisan-tulisan yang mengangkat semangat-semangat kebangsaan.
“Kami baru saja pulang membawa siswa dan guru dari Korea Selatan. Di sana ada namanya Sekolah Kebangsaan. Sama seperti kita di sini. Mereka menjaga bangsa dan budaya Korea Selatan supaya utuh,” tutur Mayjend Tono.
Lebih lanjut Mayjend Tono menuturkan, sekolahnya sangat terbuka lebar untuk kegiatan-kegiatan guru yang tergabung Forum Pena Guru Literasi. Oleh karena itulah, Mayjend Tono meminta para guru-guru penulis ini tidak segan-segan untuk berkegiatan di sekolah yang dipimpinnya.
Hadir dalam acara tersebut Sekum PGRI Jateng Drs Aris Munandar MPd, Kabiro Pengembangan Profesi PGRI Jateng Drs Agung Purwoko MPd, dan Kominfo PGRI Jateng Agus Wismanto. Selain itu, hadir pula Ketua PGRI Kabupaten Magelang Susno MPd, Ketua PGRI Kota Magelang Nurwiyono MPd, dan Ketua PGRI Rembang Jumanto MPd
Sumber : https://www.pgrijawatengah.com/